Jumat, 14 Oktober 2011

Komunikasi Terapeutik

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan yang dilakukan untuk tujuan terapi. Seorang perawat dapat membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi. B. Tujuan Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih positif. C. Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik Ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang terapeutik : 1. hubungan perawat dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan (prefosional). 2. perawat harus menghargai keunikan klien 3. semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan. 4. komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya. D. Komunikasi Sesuai Tumbuh Kembang Anak Menurut Whaley dan Wong’s (1995), teknik komunikasi kreatif pada anak yaitu teknik verbal dan teknik non verbal. 1. Komunikasi dengan Bayi a. Belum dapat mengekspresikan perasaan dan pikirannya dengan kata-kata, sehingga bahasa nonverbal sering digunakan. b. Mengungkapkan kebutuhan dengan tingkah laku dan bersuara yang bapat diinterpretasikan oleh orang sekitar Untuk bayi yang masih muda (usia < 6 bulan) a. Merespon positif terhadap kontak fisik yang lembut b. Perilaku menggerak-gerakan tangan, kaki, menendang yang merupakan rangsangan untuk memperoleh perhatian. Untuk bayi yang lebih tua (umur > 6 bulan) a. Cemas dengan orang asing yang belum dikenalnya, merupakan ciri perilaku yang sering muncul. b. Perhatiannya berpusat pada diri dan ibunya. c. Perhatikan saat berkomunikasi dengannya d. Lakukan komunikasi terlebih dahulu dengan ibunga dan atau mainan didekatnya e. Kerjakan dengan lembut f. Tanpa gerak isyarat g. Bayi dalam pengawasan orang tia h. Berikan obyek yang aman Tujuan berkomunikasi pada bayi  Memberi rasa aman kepada bayi  Memenuhi kebutuhan bayi akan kasih saying  Melatih bayi mengembangkan kemampuan bicara, mendengar, dan menerima rangsangan 2. Komunikasi Dengan Anak Balita (Batita/usia bermain/toddler dan prasekolah) a. Komunikasi verbal belum efektif, karena memeng belum fasih dalam berbicara. b. Gunakan kata-kata sederhana, singkat, yang dikenal oleh anak karena anak hanya dapat menerima informasi secara harfiah. c. Sangat egosentris, hanya melihat sesuatu berpusat pada dirinya (kominikasi berpusat pada dirinya). d. Sering berpilaku mendorong tangan pemeriksa dan menangis pada saat pemeriksa mendekatinya. e. Anak belum mampu memahami abstraksi, maka gunakanlah istilah-istilah yang pendek dan konkrit. f. Kenalkan alat-alat yang akan digunakan, termasuk juga dengan cara kerjanya. g. Beri pujian untuk hal-hal yang dicapai. h. Gunakan obyek yang menyenangkan. i. Lakukan kontrak waktu dengan pasien dan keluarga, kapan tindakan akan dilakukan. j. Beri kesempatan memegang alatkhususnya untuk anak Prasekolah (dengan melihat keadaan anak, sampai bagaimana alat tersebut akan digunakan. Tujuan komunikasi pada masa prasekolah  Melatih keterampilan penggunaan panca indra  Meningkatkan keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor  Sebagai bentuk pembelajaran dan permainan dalam melakukan hubungan dengan orang lain  Mengembangkan konsep diri 3. Komunikasi Dengan Anak Usia Sekolah a. Anak Usia 5-8 tahun  Bila menemui masalah hanya percaya terhadap apa yang mereka lihat dan yang mereka ketahui tanpa memerlukan penjelasan secara mendalam.  Anak tertarik pada aspek fungsional dari semua prosedur, objek dan aktivitas, mengapa, bagaimana, untuk apa prosedur tersebut dilakukan.  Melihat hal tersebut, perlu menjelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan.  Kalau perlu dengan alat yang ada peragakan cara penggunaannya, serta sebutkan fungsi peralatan yang ada.  Anak usia tersebut, sangat memperhatikan keutuhan tubuhnya, oleh karena itu mereka peka terhadap sesuatu yang mengancam atau menyakitkan tubuhnya, sehingga beri pendekatan yang positif. b. Anak Usia 8 – 12 tahun  Anak sudah mampu berfikir secara konkrit, sehingga komunikasi lebih mudah dilakukan, misalnya dengan memberi contoh melakukan injeksi pada boneka.  Hubungan dengan petugas biasanya terjalin baik, sehingga pengalaman masa lalu bisa diandalkan  Berdekatan dengan perawat akan lebih tenang karena sudah mengenal dengan baik.

Tidak ada komentar: